Menentukan strategi perdagangan yang sesuai dengan gaya Anda dapat menjadi tantangan tersendiri. Namun, penggunaan strategi crossover EMA (Exponential Moving Average) telah terbukti sangat efektif dalam membantu Anda menjadi trader analisis teknikal yang sukses.
Apa Itu EMA?
Exponential Moving Average adalah jenis rata-rata bergerak yang menitikberatkan pada harga terbaru. Hal ini dicapai dengan memberikan bobot lebih pada rata-rata bergerak sehingga dapat merespons informasi baru dengan lebih cepat. Rumus yang digunakan dalam menghitung EMA melibatkan penggunaan pengali untuk mengubah simple moving average (SMA). Indikator dan platform perdagangan biasanya telah menghitung EMA untuk Anda. EMA juga dikenal sebagai Weighted Moving Average.
Cara Berdagang dengan Strategi Crossover EMA
Kita akan membahas strategi ini lebih lanjut. Berikut adalah apa yang Anda perlukan:
- Grafik 30-menit
- EMA periode 50
- EMA periode 20
Variasi dan jumlah periode dapat disesuaikan berdasarkan preferensi dan gaya perdagangan Anda. Day trader mungkin ingin menggunakan kerangka waktu yang lebih pendek, sedangkan trader swing mungkin ingin menggunakan grafik jangka panjang. Namun, periode yang dipilih berdasarkan praktik terbaik dan sebagai panduan untuk menentukan titik masuk dan keluar.
Pertama-tama, sebelum mencari peluang perdagangan, Anda perlu menentukan arah tren pasar. Anda bisa melakukan ini dengan menggunakan 50 EMA sebagai dasar Anda atau menggunakan indikator lain seperti Parabolic SAR untuk membantu.
Strategi crossover EMA bertujuan untuk menemukan titik tengah dari sebuah tren. Karena menggunakan data historis, Anda hanya akan menerima sinyal setelah sesuatu telah terjadi.
Cara Masuk Posisi Beli:
Untuk memasuki posisi beli, Anda akan perlu:
- Menentukan arah tren
- Menunggu 20 EMA melintas di atas 50 EMA
Jadi, setelah Anda mengonfirmasi tren, Anda perlu menunggu 20 EMA menutup di atas 50 EMA, kemudian Anda bisa memasuki posisi beli.
Cara Masuk Posisi Jual:
Sinyal jual terjadi ketika kebalikan dari posisi beli terjadi, tetapi untuk kejelasan, untuk memasuki posisi jual, Anda akan membutuhkan:
- Menentukan arah tren
- Menunggu 20 EMA melintas di bawah 50 EMA
Penempatan Stop-Loss dan Take-Profit
Kita akan membahas tempat yang tepat untuk menempatkan tingkat stop-loss dan take-profit sebagai bagian penting dari strategi perdagangan ini.
Dimana Menempatkan Stop-Loss Anda
Bagian kunci dari perdagangan dan memiliki strategi yang solid adalah memahami manajemen risiko dan di mana menempatkan level stop-loss. Dengan strategi crossover EMA, yang terbaik adalah meletakkan stop-loss Anda di atas atau di bawah swing harga terakhir, seperti yang diuraikan dalam gambar contoh di bawah ini.
Penting untuk mengerti bahwa EMA tidak selalu berhasil. Harga aset hanya tren sekitar 30% dari waktu. Manajemen risiko Anda akan berperan penting dalam keberhasilan strategi perdagangan crossover EMA.
Dimana Menempatkan Take-Profit Anda
Saat menentukan level take-profit Anda, penting untuk mempertimbangkan rasio risiko-imbalan yang ingin Anda terapkan. Karena itu, sangat penting bahwa Anda hanya memasuki posisi berdasarkan rasio risiko-imbalan yang positif.
Ada dua saran untuk menempatkan level take-profit Anda menggunakan strategi crossover EMA:
- Menempatkan target profit pada level kunci selanjutnya. Menargetkan level harga kunci merupakan cara populer untuk menempatkan take-profit.
- Anda juga dapat menggunakan trailing stop.
Mungkin ini terdengar kurang lazim, tetapi jika kita mengacu pada pepatah “tren adalah teman Anda,” maka kita perlu percaya bahwa setiap entri memiliki potensi untuk imbalan besar. Jadi, dengan menempatkan trailing stop, Anda dapat mengikuti tren hingga akhirnya berbalik melawan Anda.
Kelebihan dan Kekurangan
Setiap strategi perdagangan memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kelebihan dan kekurangan strategi crossover EMA adalah:
Keuntungan
Peluang Trading: Sifat reaktif dari strategi crossover EMA berarti akan ada banyak sinyal saat melakukan perdagangan harian
Waktu Reaksi: Dapat memberikan reaksi cepat terhadap perubahan arah pasar
Potensi Pengembalian yang Signifikan: Jika diterapkan dengan trailing stop, perdagangan yang menguntungkan dapat memberikan pengembalian yang besar
Kerugian
Pasar yang Mengkonsolidasi: Strategi ini tidak beroperasi dengan baik di pasar yang mengkonsolidasi atau bergerak menyamping karena sifatnya yang reaktif
Fakeout: Mengingat sifat reaksioner dari strategi ini, strategi ini rentan terhadap fakeout
Mana yang Lebih Baik, SMA atau EMA?
Membandingkan Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA) merupakan tugas sulit, karena keduanya memiliki aspek positif dan negatif.
Tentu saja, keduanya adalah indikator lagging, tetapi EMA memberikan bobot yang lebih kuat pada data terbaru, berarti data baru memiliki dampak lebih besar pada rata-rata bergerak, dan EMA bereaksi lebih cepat.
SMA menghitung harga rata-rata selama periode tertentu, yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan Anda, dengan memberikan bobot yang sama pada setiap titik data.
Keuntungan menggunakan EMA dibandingkan dengan SMA adalah bahwa Anda kemungkinan besar akan menerima sinyal yang lebih selaras dengan aksi harga terkini.
Namun, menggunakan SMA daripada EMA berarti Anda akan mengurangi jumlah fakeout yang terjadi. Oleh karena itu, keputusan mana yang lebih baik sangat bergantung pada gaya dan strategi perdagangan Anda.